Sabtu, 10 November 2012

Gelas Yang Kosong



Gelas itu kosong, melompong. hampir seluruh isinya habis terminum.
Hanya tertinggal setetes air yang masih menempel pada permukaan kacanya.
air bertanya: “wahai gelas, kenapa kamu murung? tidak bahagiakah kamu dapat menjadi wadah bagi air?”.
gelas menjawab:”aku bahagia air, tapi..”
air menjawab:”lalu kenapa kamu murung?”
gelas menjawab: “aku cuma memikirkan apakah aku sudah cukup berguna seperti yang diharapkan”
air berkata: “kenapa kamu berpikiran seperti itu?”
gelas menjawab: “tidakkah terpikir olehmu, ketika menjadi air, suatu saat kamu akan mengering”
air berkata: “iya, lalu kenapa gelas? yang penting aku sudah berusaha membantu menghilangkan dahaga sekitarku”
gelas menjawab: “setelah itu, apakah manusia akan mengingatmu air? pernahkah kau memikirkan itu?”
air menjawab: “hmm….”
gelas menjawab: “sudah siapkah ketika kamu mengering?”
air menjawab: “gelas, satu yang perlu kita pahami. sesuatu yang ada di dunia tidaklah kekal. semua ada waktunya. yang penting sekarang, jalankanlah fungsimu dengan baik. selama dirimu bisa memberikan yang terbaik maka berikanlah yang terbaik. berbahagialah karena dapat memberikan manfaat untuk yang lain”
gelas menjawab: “iya aku mengerti sekarang. kebahagiaan adalah merasa senang dengan apa yang ada dihadapan kita, apa yang kita alami dan apa yang dapat kita berikan untuk sekitar kita. menurutku itulah arti bahagia “
air menjawab:”rupanya kamu sudah bisa mencerna maksudku gelas. Dengan apa yang ada namun hatimu tetap senang berarti itulah arti kebahagiaan yang nyata untukmu. nikmati apa yang ada gelas dan tetap jalankan fungsimu dengan baik”
gelas menjawab: “terima kasih air. engkau telah membukakan mataku”
air menjawab:”sama sama gelas, saling melengkapi. Untuk itulah gunanya ada aku”

Tidak ada komentar:

Entri Populer